Kamis, 08 Maret 2012

INTERAKSI SOSIAL


Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.

1. Interaksi antara individu dengan individu

Adalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon.

2. Interaksi antara individu dengan kelompok

Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.

3. Interaksi antar kelompok dengan kelompok

Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.

Ciri-ciri Interaksi Sosial

Sistem sosial dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosial yang relatif baku/tetap, apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu relatif lama dan diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.

2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver).

3. Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima.

4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut. Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.

Arah Komunikasi dalam Interaksi Sosial

Menurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :

1. Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakan pimpinan, instansi/memoresmi.

2. Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur keluhan.

3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.

4. Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang bersifat melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.

Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial

Faktor Internal

· Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.

· Dorongan untuk memenuhi kebutuhan

Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.

· Dorongan untuk mempertahankan hidup

Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.

· Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama

Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.

Faktor Eksternal

· Imitasi

Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.

· Identifikasi

Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.

· Sugesti

Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.

· Simpati

Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.

· Empati

Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.

· Motivasi

Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Syarat terjadinya interaksi sosial yang pokok ada 3 yaitu :

1. Kontak Sosial

Merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak tidak harus selalu berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa macam kontak sosial yaitu

· Menurut cara yang dilakukan

Kontak langsung dan kontak tidak langsung.

· Menurut proses terjadinya/tingkat hubungannya

Kontak primer dan kontak sekunder.

· Menurut sifat

Kontak positif dan kontak negatif.

2. Komunikasi

Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung.

3. Tindakan Sosial

Adalah tindakan yang mempengaruhi individu yang mempengaruhi individu lain dalam masyarakat dan merupakan tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :

· Tindakan rasional instrumental

Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.

· Tindakan rasional berorientasi nilai

Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.

· Tindakan tradisional

Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.

· Tindakan efektif

Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam diri pelaku.

Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial

Dalam proses interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial asosiatif dan disosiatif.

1. Proses/interaksi Sosial Asosiatif

Adalah proses sosial yang membawa ke arah persatuan dan kerja sama. Proses ini disebut juga sebagai proses yang positif. Beberapa proses sosial yang bersifat asosiatif adalah :

· Akulturasi (acculturation)

Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

· Asimilasi

Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.

· Kerja sama (cooperation)

Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.

· Kerjasama spontan : kerjasama yang timbul secara spontan.

· Kerjasama langsung : kerjasama yang terjadi karena adanya perintah dari atasan.

· Kerjasama kontrak : kerjasama yang terjadi atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui bersama untuk jangka waktu tertentu.

· Kerjasama tradisional : kerjasama yang terbentuk karena adanya sistem tradisi yang kondusif.

· Akomodasi

Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan.

Proses/interaksi sosial disosiatif

Merupakan interaksi sosial yang membawa ke arah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif yaitu :

· Konflik Sosial/pertentangan

Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

· Persaingan (competition)

Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.

· Kontrovensi

Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak senang, baik secara terbuka/sembunyi-sembunyi.

Interaksi berdasarkan hubungan

· Hubungan antar status

Adalah hubungan antara dua pihak dalam masyarakat yang berada dalam satu lingkungan organisasi yang bersifat formal sehingga masing-masing pihak didalam melakukan interaksinya didasarkan pada statusnya masing-masing.

Ciri-ciri hubungan antar status :

- Masing-masing pihak berpijak pada statusnya.

- Bentuk hubungan tersebut didasarkan pada aturan yang berlaku.

- Toleransi bersifat terbatas.

- Bentuk-bentuk hubungan lebih bersifat formal.

- Ada sanksi yang diberlakukan terhadap interaksi yang menyimpang dari ketentuan yang ada.

· Hubungan antar kepentingan

Adalah hubungan antarpihak didalam masyarakat yang berorientasi pada terpenuhnya kepentingan dari masing-masing pihak.

Ciri-ciri hubungan antar kepentingan

- Masing-masing pihak berpijak pada kepentingan masing-masing.

- Bentuk hubungan cenderung bersifat formal.

- Didasarkan pada norma-norma tertentu yang telah disepakati.

- Solidaritas relatif lebih tinggi.

- Masing-masing pihak mempunyai interest dan kepentingan yang sama.

· Hubungan kekeluargaan

Adalah hubungan yang terjadi antar pihak dimana masing-masing masih mempunyai hubungan darah.

Ciri-ciri hubungan kekeluargaan

- Masing-masing pihak masih ada hubungan darah/kekerabatan.

- Hubungan bersifat non formal.

- Solidaritas sangat tinggi.

- Setiap interaksi tidak didasarkan pada peraturan yang berlaku.

- Masing-masing pihak saling memanjakan.

· Hubungan persahabatan

Adalah hubungan antara dua pihak/elbih pihak dimana masing-masing sangat mendambakan komunikasi yang saling menguntungkan untuk menjalin suatu hubungan yang sedemikian dekat/keakraban.

Ciri-ciri hubungan persahabatan

- Solidaritas sosial tinggi.

- Bentuk hubungan dapat bersifat formal/non formal.

- Masing-masing pihak saling mengupayakan agar hubungan tetap harmonis.

DAFTAR PUSTAKA

http://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi-sosial/
Read rest of entry

Kamis, 01 Maret 2012

ETOS KERJA BANGSA JEPANG & CHINA


1. Etos Kerja Bangsa Jepang

Sudah sangat dikenali dan dipahami oleh kita semua bahwa bangsa Jepang terkenal dengan sebutan bangsa yang masyarakatnya memiliki etos kerja yang luar biasa dalam hal kerja keras, disiplin tinggi dan tetap memegang teguh budaya leluhurnya seiring dengan kemajuan di berbagai bidang IPTEK. Masyarakat Jepang betul-betul menghayati bahkan menerapkan falsafah “bushido”(etos para samurai), yang secara harfiah bushido itu berarti berasal dari Bu berarti Senjata, Shi berarti Orang (Bushi : Orang yang dipersenjatai atau dikenal sebagai prajurit), dan Do yang artinya Jalan / The Way of Life. Sehingga makna Bushido dapat diartikan sebagai Jalan Prajurit dan Bushido sendiri akhirnya dikenal sebagai karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang.

Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa terproduktif di dunia. Mereka juga berhasil membangun negaranya dari sisa-sisa keruntuhan dan kehancuran. Mereka terkenal dengan sikap rajin dan pekerja keras. Jadi, tidak heran jika pekerja Jepang mampu bekerja dalam waktu yang panjang tanpa mengenal lelah, bosan, dan putus asa. Mereka bukan hanya mampu bekerja dalam jangka waktu yang lama, melainkan juga mampu mencurahkan perhatian, jiwa, dan komitmen pada pekerjaan yang dilakukannya. Karakter dan budaya kerja keras merupakan faktor penting keberhasilan bangsa Jepang dalam bidang ekonomi, industri, dan perdagangan.

Semangat dan pantang menyerah merupakan ciri orang jepang, dari semboyan samurai yang menyatakan “Lebih baik mati dari pada berkalang malu”, ada juga istilah MAKOTO yang artinya bekerja dengan giat semangat,jujur serta ketulusan.belum lagi semangat dan semboyan serta falsafah yang lain yang dapat memacu kerja dan membentuk etos kerja para pekerja diluar negara jepang

Bangsa Jepang tidak menganggap tempat kerja hanya sekadar tempat mencari makan, tetapi juga menganggapnya sebagai bagian dari keluarga dan kehidupannya. Kesetiaan mereka pada perusahaan melebihi kesetiaannya pada keluarga sendiri. Mereka selalu berusaha memberikan kinerja terbaik pada perusahaan, pabrik, atau tempat mereka bekerja. Budaya kerja seperti itu tidak lahir dan terwujud dengan begitu saja. Budaya itu dipupuk dan dilatih selama berabad-abad, sehingga akhirnya mengakar dalam pemikiran dan jiwa mereka.

Di Jepang, setiap pekerja mengetahui tugas dan perannya di tempat kerja. Mereka tidak bekerja sebagai individu, tetapi dalam satu pasukan, sehingga tidak ada jurang yang tercipta di antara mereka. Mereka tidak bersaing, tetapi bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas. Di Jepang, semua pekerja tidak memandang pangkat dan berada pada kedudukan yang sama.

Jabatan tinggi atau rendah tidak penting dalam etika dan pengelolaan kerja bangsa Jepang. Di tempat kerja, meja pegawai dan atasan diletakkan dalam suatu ruang terbuka tanpa pemisah. Tidak ada dinding pemisah seperti kebanyakan ruang kantor di Indonesia.

Pengelola tidak dipisahkan dari bawahan mereka. Tidak ada ruangan khusus untuk golongan pengelola. Tempat duduk dan meja di susun dan diletakkan berdekatan dengan pengelola bagiannya agar memudahkan bawahannya menghubungi mereka. Dengan demikian, mereka dapat berinteraksi, berkomunikasi, dan bertukar pendapat kapan saja.

Susunan ruangan kantor seperti itu bukan agar atasan mengawasi bawahannya. Melainkan lebih berfungsi sebagai tempat dan saluran untuk berbincang dan bertukar pandangan. Walau begitu, duduk dalam keadaan rapat tidak digunakan untuk membicarakan hal yang tidak berguna. Mereka hanya berbicara dan bercanda setelah jam kerja.

Cara yang digunakan bangsa Jepang adalah salah satu cara membentuk dan menjalin hubungan erat antar pekerja. Semua pekerja mempunyai tugas dan tanggung jawab penting, sehingga mereka tidak merasa asing. Selain itu, antar sesama, mereka memiliki ikatan emosi yang kuat. Begitu juga dengan rasa sentimen dan keterikatan mendalam terhadap perusahaan, pabrik, dan tempat kerja mereka.

Perbandingan Jepang & Indonesia dalam Berbagai Situasi. Lumayanlah buat bahan perenungan.

# KETIKA BERJALAN DI PAGI HARI #

Japan: orang2 pada jalan super cepat kayak dikejar doggy, karena khawatir telat ke kantor/sekolah.

Indo: nyantai aja cing...! si boss juga paling datengnya telat!

# KETIKA BERANGKAT KE SEKOLAH #

Japan: berangkat ke sekolah naik kereta/bus kota.

Indo: berangkat ke sekolah pake mobil babeh atau yg dibeliin pake duit babeh! tetep aja babeh2 juga...!

# KETIKA BERANGKAT KE KANTOR #

Japan: berangkat naik kereta/bus kota. mobil cuma dipake saat acara keluarga atau yg bersifat mendesak aja.

Indo: gengsi dooonk... masa' naik angkot?!

# KETIKA DI KENDARAAN UMUM #

Japan: orang2 pada baca buku atau tidur.

Indo: orang2 pada ngobrol, ngegosip, ketawa-ketiwi cekikikan, ngelamun, dan tidur.

# KETIKA MAKAN DI KENDARAAN UMUM #

Japan: sampah sisa makanan disimpan ke dalam saku celana atau dimasukkan ke dalam tas, kemudian baru dibuang setelah nemu tong sampah.

Indo: dengan wajah tanpa dosa, sampah sisa makanan dibuang gitu aja di kolong bangku/dilempar ke luar jendela.

# KETIKA TERLAMBAT MASUK KELAS #

Japan: memohon maaf sambil membungkukkan badan 90 derajat, dan menunjukkan ekspresi malu + menyesal gak akan mengulangi lagi.

Indo: slonong boy & slonong girl masuk gitu aja tanpa bilang permisi ke dosen sama sekali.

# KETIKA DI KELAS #

Japan: yang kosong adalah bangku kuliah paling belakang.

Indo: yang kosong adalah bangku kuliah paling depan.

# KETIKA GURU MEMBERIKAN PELAJARAN #

Japan: semua murid sunyi senyap mendengarkan dengan serius.

Indo: tengok ke kiri, ada yg ngobrol. tengok ke kanan, ada yg baca komik. tengok ke belakang, pada tidur. cuman barisan depan aja yg anteng dengerin, itu pun karena duduk pas di depan hidung guru!

# KETIKA DIBERI TUGAS OLEH GURU #

Japan: hari itu juga, siang/malemnya langsung nyerbu perpustakaan atau browsing internet buat cari data.

Indo: kalau masih ada hari esok, ngapain dikerjain hari ini!

# KETIKA JANJIAN BERTEMU #

Japan: ting...tong...semuanya datang tepat pada jam yg disepakati.

Indo: salah 1 pihak pasti ada dibiarkan sampai berjamur & berkerak gara2 kelamaan nunggu!

# KETIKA NONTON KONSER BAND #

Japan: walau konser band rock cadas sekalipun kayak Dai atau X-Japan, penontonnya tetap tertib & gak anarkis.

Indo: jangankan band rock, konser sekelas band Peter Pan yg lagunya cengeng aja sampe makan korban jiwa!

2. Etos Kerja Bangsa China

Dengan perjalanan ini, kita menjadi lebih mengerti kenapa Rasulullah SAW menganjurkan kita supaya mencari ilmu, carilah ilmu hingga ke negeri China.

Bangsa Tionghoa terkenal dengan kerja keras dan keuletan mereka dalam menggapai mimpi. Nama nama seperti Mari Pangestu, Bob Sadino, Agnes Monica, Richard Oh dan Angelique Wijaya , pasti tak asing lagi di telinga Anda. Mereka hanya contoh kecil tokoh Indonesia keturunan Tionghoa yang mengukir prestasi cemerlang di bidang karir masing-masing.

Mereka sekaligus membuktikan, warga Tionghoa tidak hanya bisa sukses sebagai pegadang. Etos kerja dan semangat juang tinggi (meski terkadang juga bisa dinilai sangat ambisius) adalah modal mereka.

Berikut ini adalah 7 Prinsip (Kumpulan etos kerja hebat dan pantas ditiru) yang dipegang teguh orang Tionghoa dalam mengejar kesuksesan hidup:

1. Tak Takut Bermimpi

Meniti karir dari posisi paling bawah sekalipun, orang Tionghoa tidak gengsi. “Sebab, walau masih berada di bawah, mereka tidak takut bermimpi meraih jabatan paling tinggi, Misalnya, ketika menjadi seorang loper Koran, ia akan bermimpi memiliki sebuah penerbitan Koran,” ujar Drs. Sidharta Wirahadikusuma, M.Ed, Pengajar Jurusan Bahasa & Sastra Mandarin di Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Ketua Konsorsium Daerah Bahasa Mandarin Dikmenti DKI Jakarta.

Dengan menggenggam impian setinggi langit ini, disadari atau tidak, Anda pun akan berusaha mencari jalan dan menyusun strategi untuk mencapainya. “Orang Tionghoa amat percaya bahwa roda kehidupan itu selalu berputar. Suatu saat berada di bawah, namun di lain waktu pasti akan berhasil mencapai posisi puncak,” imbuh Sidharta.

2. Bekerja dan Bekerja

Bekerja dan menghasilkan suatu karya adalah salah satu cara untuk membuktikan kepada dunia tentang keberadaan diri Anda. Orang Tionghoa memegang hal ini sebagai pedoman hidup. “Ibaratnya, apabila tidak bekerja atau pun tidak melakukan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain, apa gunanya hidup.” Ujar Sidharta.

Waktu dan kesempatan adalah suatu kemewahan yang pantang disia-siakan oleh orang Tionghoa. JIka memakai filosofi ini dalam berkarir, maka itu berarti jangan selalu menakar tugas hanya dengan kepuasan materi. Sebab dengan menghasilkan karya yang baik, Anda pun sudah memperoleh kepuasan pribadi dan makin menguasai bidang pekerjaan yang Anda tekuni saat ini.

Jangan lupa bahwa pembuktian diri berupa karya yang baik juga bisa menjadi ajang promosi diri. Bukan hanya pembuktian diri di perusahaan temapt Anda bekerja, namun juga akan sampai ke perusahaan tetangga.

3. Berpikir Untuk 3 Keturunan

Menurut falsafah Konghucu, bangsa Tionghoa selalu berpikir untuk 3 keturunan sekaligus, yaitu untuk dirinya, anak dan cucunya. Contohnya bila ia memiliki uang Rp50.000, maka ia tidak akan menggunakan seluruhnya untuk kepentingan pribadi, melainkan hanya sekitar Rp15.000 saja. Sisanya akan disimpan untuk keperluan anak dan cucu.

Dengan bersikap hemat, mereka bisa mengantisipasi berbagaia masalah yang mungkin timbul di kemudian hari.

4. Tak Pernah Menyerah

Setiap orang pasti menemukan rintangan dalam hidup. Namun, setiap rang juga memiliki cara berbeda dalam menyikapinya. Orang Tionghoa percaya, setiap rintangan dalam kehidupan ini akan membawa dirinya pada kondisi yang lebih baik.

Ibarat ujian kenaikan pangkat, kalau berhasil dilewati maka akan memperoleh ganjaran (hasil) yang lebih besar. Ada pepatah klasik yang sejalan denganhal ini yaitu, kehidupan seseorang hendaknya seperti “ikan mas yang berhasil melompati jembatan naga”.

Di Jepang dan Cina, ikan mas adalah lambangn kekayaan dan kesejahteraan. Di sungai mereka berenang menentang arus dari hilir ke hulu, untuk menangkap makanan. Walau sesekal terbawa arus, mereka berenang kembali menuju arah semula. Untuk menangkal kuatnya arus, ikan mas berenang menepi. “Pelajaran yang bisa ditarik adalah setiap orang harus mau berusaha untuk mencapai sesuatu. Kalau menemukan masalah, jangan lekas menyerah dan berusahalah mencari solusinya. Kemudian, maju lagi menuju tujuan semula,” ujar Sidharta.

5. Menguasai Bisnis Dari Hulu ke Hilir

Dalam buku “Resep Kaya Ala Tionghoa” karya Lie Charlie, agar lebih hemat, seorang pengusaha Tionghoa akan berusaha memangkas biaya produksi dengan cara menangani sendiri keseluruhan proses produksinya. Misalnya, seorang pengusaha mie instan akan membuat sendiri semua bahan baku mie.

Tepung terigu, bumbu-bumbu bawang, cabai, atau tmat diusahakan dibuat sendiri atau dengan menggandeng pemasok yang sudah dikenal, sehingga bisa member nya harga ‘miring’. Jadi selain berkonsentrasi pada bisnis hilir, pengusaha Tionghoa juga akan mengembangkan bisnis di hulu untuk mendukung keseluruhan usahanya.

Meski cara yang biasa ditempuh pengusaha Tionghoa ini secara ilmu ekonomi bisa berbahaya karena rawan tindak monopoli, Anda bisa mengambil sisi positifnya. Misalnya, sebagai pegawai, Anda juga bisa menerapkan tips ini dengan cara mengenal dan (kalau bisa) mengusai seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan posisi Anda di kantor. Misalnya, sebagai seorang staf marketing suatu perusahaan penerbitan, Anda juga perlu mengetahui proses pembuatan naskah, layout, hingga pemasarannya. Bekali pula diri Anda dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat dari pelbagai sumber.

Bukankah Anda punya cita-cita pada suatu saat nanti akan memiliki sebuah perusahaan penerbitan sendiri?

6. Memberi Service Terbaik

Memelihara reputasi adalah poin penting yang harus dipegang setiap orang. Sebab Anda sendiri akan enggan memiliki hubungan dengan seseorang yang tidak dapat dipercaya bukan? Dalam karir, menjaga reputasi dan nama baik bisa dilakukan dengan cara: selalu menepati janji, menaati tenggat pekerjaan serta selalu menampilkan kesan baik di mata setiap orang yang berhubungan dengan Anda.

Terkait dengan hal ini, dalam kebudayaan Tionghoa, ada pepatah yang berbunyi “Jika tidak pandai tersenyum, janganlah membuka toko.” Kira-kira maksudnya adalah dalam berkarir ataupun berbisnis, kemampuan kerja seseorang bukanlah hal utama yang dijadikan penilaian, faktor yang tak kalah penting adalah menyangkut kemampuan membawa diri dan kesediaan untuk memberika pelayanan yang terbaik setiap kali mengerjakan sesuatu.

7. Memelihara Relasi

Orang Tionghoa amat mementingkan kekerabatan dan relasi. Mereka percaya bahwa tidak ada orang yang memapu hidup sendiri tanp bantuan orang lain. Dengan memiliki relasi, peluang bisnis terbuka lebar. Bagi pengusaha Tionghoa, pelanggan juga termasuk relasi yang harus dijaga dengan baik.

Bahkan demi mendapatkan pelanggan setia, mereka tidak akan segan untuk merugi di awal. Pepatah mereka mengatakan, “walau berisik dan membuang kotoran di mana- mana, seseorang tidak boleh menyembelih seekor angsa bertelur emas” Jadi, ibarat memelihara seekor angsa bertelur emas, maka seorang pengusaha wajib menjaga hubungan baik dengan pelanggannya, walaupun pelanggannya seringkali merepotkan.

Dalam berkarir, Anda pun harus menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, atasan, bawahan serta klien. Dengan menjaga hubungan yang dimiliki, niscaya kebahagiaan dan kesuksesan tidak akan berada jauh dari tempat Anda berdir saat ini.

Kita perhatikan ada beberapa kekhususan dari China, yaitu:

1. Segi Historis (Sejarah)

China adalah bangsa yang tua karena beribu-ribu tahun sebelum masehi, China sudah menjadi bangsa yang besar bersama dengan Romawi, Yunani, Persia, India, dll. Ini adalah bangsa-bangsa tua yang ribuan tahun sebelum masehi sudah dikenal dalam sejarah.

2. Segi Geografis

China persis berada pada posisi tengah-tengah dari Benua Asia. Adapun selisih waktu antara Beijing dengan Jakarta hanya 1 jam sebagaimana selisih WIB dan WITA.

Luas Negara China ini luar biasa, bahkan melampui luasnya Amerika Serikat dan hampir sama dengan luas Uni Sovyet sebelum pecah.

3. Segi Populasi

Negara China mempunyai jumlah populasi terbesar di dunia, yaitu mencapai 1,3 milyar jiwa. Ini jumlah penduduk yang ada di China daratan, belum lagi bangsa China berada di luar China (Overseas China). Di Negara mana-mana pasti ada orang China, termasuk Kalpataru, Cengger Ayam, bahkan daerah yang nyelempit-nyelempit itu. Jadi, tidak ada satu kota pun di dunia ini yang tidak ada orang Chinanya. Jumlah populasi orang China yang berada di luar RRC itu kalau ditotal sekitar 600 juta jiwa. Sehingga kalau ditotal secara keseluruhan, maka jumlah populasi warga China mencapai hampir 2 milyar jiwa.

4. Segi Ekonomi

China ini adalah bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi dan pekerja keras. Dalam satu hari, orang China mampu bekerja selama 11 jam, padahal kita saja yang berkerja 8 jam sehari sudah merasa berat. Perhatikan orang China yang buka toko. Pada pukul 06.00 dia sudah membuka toko dan tutup menjelang Maghrib, kemudian malam harinya, dia totalan. Jadi, waktu yang tersisa itu hanya digunakan untuk tidur atau untuk keperluan yang berkaitan dengan usaha dagangnya.

Di samping sebagai pekerja keras, orang China adalah pekerja cerdas. Sekarang ini, tidak ada satu barang pun di dunia ini yang tidak ditiru oleh Negara China. Suatu saat saya pergi ke pasar malem. Di sana saya ditunjukkan jam tangan merk Rolex, mulai dari yang asli seharga 70 juta Rupiah, sampai Rolex yang seharga Rp. 70.000, dan kita sulit untuk membedakan antara yang asli dengan yang palsu. Oleh karena itu, RRC mempunyai potensi luar biasa untuk menghancurkan Barat. Apalagi produksi-produksi di sana dibuat secara besar-besaran, yaitu kalau satu orang membuat 10 baju, maka dari RRC akan mengekspor sekirat 12-13 milyar baju.

5. Rasa Persaudaraan (Kecinaan)

Bangsa China mempunyai rasa “kecinaan” dunia. Jadi, kalau orang China ketemu sama orang China lainnya, perasaannya lain dibandingkan ketemu dengan kita.

6. Segi Politik

Dahulu Negara China diperintah oleh Kaisar. Tunduk kepada Kaisar adalah harga mati, sehingga pada zaman Kekaisaran, Kaisar menyuruh rakyat untuk membangon tembok besar China meski harus mengorbankan ratusan ribu jiwa. Tembok besar China ini dibangun di puncak-puncak bukit dan panjangnya sekita sepanjang 6000 KM. Kalau ada pekerja yang mati, maka langsung dikuburkan di dekat situ. Jadi, tembok besar China itu sebenarnya angker karena ada alam arwahnya.

Read rest of entry