Definisi
Historical Cost
Menurut Suwardjono (2008;475) kos historis
merupakan rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem
pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki digunakannya harga
perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan
harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak
yang tersangkut dalam tranksaksi. Harga perolehan ini harus terjadi pada
seluruh traksaksi diantara kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini
dapat terjadi pada seluruh tranksaksi dengan pihak ekstern, baik yang
menyangkut aktiva, utang, modal dan transaksi lainnya.
Definisi
Fair Value
Berdasarkan FASB Concept Statement No. 7 dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran (Perdana, 2011) FASB, dalam Statement yang terbaru 157, pengukuran fair value mengesahkan fair value sebagai exit value, dengan tanda setuju dari IASB kepada beberapa reservasi minor : “ fair value adalah harga yang akan diterima dengan menjual satu aset atau yang dibayar untuk memindahkan suatu kewajiban dalam transaksi antara peserta-peserta pasar di tanggal pengukuran.” (Penman, 2007;33). Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan. IAI dalam buletin teknis no.3, Paragraf PA84 manyatakan bahwa: Dasar dari definisi fair value adalah asumsi bahwa entitas merupakan unit yang akan beroperasi selamanya tanpa ada intensi atau keinginan untuk melikuidasi, untuk membatasi secara material skala operasinya atau transaksi dengan persyaratan yang merugikan. Dengan demikian, fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.
Perbandingan
Suatu informasi dalam laporan keuangan dinyatakan
memiliki relevansi jika informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan
investor dan informasi dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika
informasi tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat diuji kebenarannya
oleh pihak lain. Akuntan meyakini bahwa jika laporan keuangan mampu memenuhi
kedua karakteristik tersebut, maka laporan keuangan akan berguna dalam pengambilan
keputusan investasi.
Dengan menggunakan historical costing dipandang
akan mengurangi aspek kualitas relevansi. Sehingga laporan keuangan tidak dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu fair value muncul untuk
mengatasi kekurangan historical cost. Namun fair value tidak
dapat sepenuhnya berguna untuk pengambilan keputusan karena tidak memiliki
reliabilitas. Baik historical cost maupun fair value mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karna perdebatan ini maka historical
cost sampai sekarang masih digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar